Rabu, 24 Oktober 2012

MAKNA LAGU Dsd sama dengan kisah Iko Uwais dalam film THE RAID



 MAKNA LAGU Dsd sama dengan kisah Iko Uwais dalam film THE RAID





NOAH-Dua dalam satu dunia ( Dsd)

Kumenatap langit yang tenang
Dan tak kan menangisi malam
Tuk tetap berdiri ku melawan hari
Ku akan berarti ku takkan mati

Mungkin masaku tlah berlalu
Mungkin hatiku tak berbentuk lagi
Rasa ini takkan terobati
Tetapi mati takkan mengobati

Kumenatap langit yang tenang
Dan takkan menangisi malam
Tuk tetap berdiri...ku melawan hari
Ku akan berarti ku takkan mati

Ahhh...

Kumenatap langit yang tenang
Dan takkan menangisi malam
Tuk tetap berdiri...ku melawan hari
Ku akan berarti ku takkan mati

Kutakkan mati!!!

Lagu dsd dari grup band Peterpan sekarang berganti nama menjadi NOAH adalah sebuah lagu yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang banyak masalah dan cobaan,namun dia tidak berkeluh kesah dan tidak menyerah dalam menghadapi rintangan hidup yang penuh masalah dan tantangan .Seseorang tersebut ketika dirinya banyak ujian hidup maka dia akan tetap semangat dan yakin bahwa suatu saat nanti hidupnya kan berarti ,apa yang tuhan berikan pasti untuk kebaikan dirinya serta dia beranggapan bahwa suatu saat nanti dia akan mendapatkan kebahagiaan.Lagu ini sangat cocok sebagai motivasi bagi seseorang yang tidak ada semangat hidup,tidak ada gairah,dan dan penuh rintangan.Ketika dirinya merasa tidak berarti lagi maka lagu ini mungkin bisa menjadi penyemangat hati nya untuk kembali bangkit dalam meraih kebahagian hidup.Lagu ini pun maknanya sama seperti Cerita dalam Film THE RAID redemtion dimana dalam film tersebut ada seorang polisi muda yang selalu di kejar-kejar musuh dalam sebuah gedung apartemen .Akan tetapi dia berusaha terus bagaimana supaya dia selamat dari Serbuan maut yang terjadi pada dirinya di dalam gedung tersebut.Nyawa nya bisa saja terancam sewaktu-waktu ,tetapi serangan itu menyelamatkan dirinya dari penjahat-penjahat yang kuat , terampil dan berpengalaman dalam membunuh.Iko uwais Selamat dalam serangan tersebut karena dia yakin dan selalu berusaha untuk menghindari serangan bahkan berpikir bagaimana caranya untuk melawan serangan musuh dengan penuh semangat ,gairah dan keyakinan tinggi bahwa dia tidak akan mati untuk saat itu.Maka dari itu cerita Film The Raid juga bermakna sebagai penyemangat ,sama seperti lagu NOAH-Dsd.Maka dari itulah saya mengidolakan Ariel ( Vokalis NOAH ) dan Iko Uwais.Saya menyukai Ariel karena gaya,dan penampilan nya yang jantan serta penuh percaya diri dan saya juga mengidolakan Iko Uwais karena gerakan silatnya yang hebat mematikan serta sebagai bintang Hollywood pertama dari Indonesia .
Saya mengidolakan Iko uwais dan Ariel Karena faktor -faktor beriku:
Iko Uwais merupakan bintang Film laga atau action yang bersal dari Indonesia serta menjadi bintang Hollywood laga yang pertama kalinya beragama Islam,gerakan silatnya mematikan dan berhasil membawa The Raid menjadi Film Indonesia yang paling mendunia sedangkan Ariel karena dia Vokalis Indonesia yang terbaik ,punya suara dalam.suara luar,bazz,maupun Rock,sebagai Vokalis yang yang paling jantan dan percaya diri,serta menjadikan Peterpan atau NOAH nama barunya menjadi band Indonesia yang paling terkenal di luar negeri.
 

IKO UWAIS Aktor film laga Dunia yang beragama Islam dari Indonesia


IKO UWAIS Aktor film laga Dunia yang beragama Islam dari Indonesia


Iko Uwais adalah aktor Film Laga Dari Indonesia yang beragama Islam yang berhasil membawa Film THE RAID Redemption menjadi Film Indonesia yang paling mendunia ,yang pertama kali masuk biskop Amerika dan Film Indonesia yang pertama kali  masuk dalam daftar HOLLYWOOD.Mungkin selama ini para aktor atau pemain Film Aksi banyak di perankan oleh orang non Muslim seperti Jetlee ,Jackhi Chan,dan Andy Law serta Film perang yaitu RAMBO.Akan tetapi saatnya orang muslim menjadi umat yang bisa berkreativitas dan ahli bela diri seperti IKO UWAIS.Maka dari itulah Iko uwais menjadikan dirinya sebagai Pemain laga Film Hollywood Yang beragama Islam.Iko sukses membawa nama besar bangsa Indonesia dan sukses membawa Ilmu bela diri Islam Yaitu ( SILAT  dari Indonesia ) menjadi sorotan dunia setelah semua orang di bumi banyak mengenal Kung Fu ,Maka dari itu Silat menjadi kekuatan atau andalan baru dalam film Aksi.Film THE RAID Sendiri sukses dibawa Iko Uwais menjadi Film Indonesia yang terkenal di dunia yang menduduki peringkat 11 BOX OFFICE AMERICA.

Selasa, 16 Oktober 2012

Film-film Indonesia yang terbaik di Dunia


Film-film Indonesia yang terbaik
 Film-film Horor di Indonesia telah banyak membuat rakyat semakin bosan untuk melihatnya begitupun Film –film tentang percintaan.Namun Film Tragedi dan Film Laga ( Action) telah membawa warna baru bagi perfilman Indonesia dengan kemata dunia sehingga rakyat kagum karena Bangsa Kita bisa membuat Film-film sekelas Hollywood.Adapun Film-film Indonesia yang terbaik
adalah sebagai berikut:
1.THE RAID: REDEMPTION 
Film ini adalah Film laga atau Film aksi yang telah menarik perhatian Hollywood sehingga sekarang Film ini menjadi film Indonesia yang pertama masuk bioskop Amerika atau di kenal Box Office America.Dengan hadirnya The Raid maka film ini pun menjadi Film Indonesia yang paling terkenal di dunia .Film ini menceritakan tentang sekumpulan kelompok polisi yang bernama tim SWAT yang di tugaskan untuk menangkap penjahat-penjahat yang ada di sebuah apartemen yang juga menjadi tempat pengelolaan Narkoba paling rahasia dan ternama .












 2.Merah putih
Film Merah putih ini menceritakan tentang perjuangan para tentara Atau pejuang Indonesia dalam mengusir penjajah dari negaranya akibat kolonialisme yang dilakukan Belanda.Mampukah para Merah Putih merebut kemerdekaan untuk negaranya?.Film ini adalah Film perang Indonesia yang terbaru,apalagi Film ini mengundang pemain Film Hollywood yang di tunggu-tunggu seperti G.I. JOE.
 
 3.Merantau
Film ini juga termasuk Film laga Indonesia sebelum The Raid ,yang juga di bintangi oleh bintang Film Utama Yaitu THE RAID.
Di Minangkabau, Sumatera Barat, Yuda (Iko Uwais), seorang pendekar silat Minangkabau aliran Harimau dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, ibu tercinta, Wulan (Christine Hakim), dan udanya, Yayan (Donny Alamsyah), kenyamanan, keindahan kampung halamannya, dan mencari eksistensi dirinya di keserabutan kota Jakarta.
Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica), yang akan menjadi korban organisasi ilegal human trafficking. Organinsasi yang memperlakukan manusia seperti barang ini dipimpin seorang Eropa berhati batu, Ratger (Mads Koudal) dan tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Ketika terluka dalam perkelahian antara Johni (Alex Abbad), para tukang pukulnya dan Yuda, Ratger bersikeras mencari Astri, atau “barangnya”, yang berhasil di selamatkan dan ingin pembalasan berdarah setimpal.
Perkenalan Yuda dengan kota serabutan ini seperti api yang menyulut ketika situasi memaksanya untuk melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan preman-preman yang menguasai malam, menggerayangi setiap jalanan, dan mengejar setiap langkah mereka.[


4.Serigala Terakhir
 
Serigala Terakhir merupakan film drama kriminal dari Indonesia yang dirilis pada 5 November 2009 yang disutradarai oleh Upi Avianto. Film ini akan dibintangi antara lain oleh Vino G. Bastian, Al Fathir Muchtar, Dallas Pratama, Dion Wiyoko, Ali Syakieb, Reza Pahlevi, Fanny Fabriana, dan Zaneta . Disebuah pinggiran Jakarta dengan sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale (Fathir Muchtar), Jarot (Vino G. Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), dan Jago (Dallas Pratama). Ale adalah sosok yang paling menonjol di antara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau itu tertancap ditubuh lawan, rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya. Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.Intrik demi intrik pun semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya (Fanny Fabriana), adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.[1] Ale mati. Jarot pun membunuh dua temannya. Akhirnya Jarot pun juga mati terbunuh.

5.Ekspedisi Madewa

Ekspedisi Madewa adalah film petualangan Indonesia yang diproduksi pada tahun 2006. Film yang disutradari oleh Franklin Darmadi ini dibintangi antara lain oleh Tora Sudiro, Intan Kaunang dan Indra Birowo.
Film ini menceritakan tentang pengalaman seorang Ahli Ekspedisi muda bernama Tiro Mandawa (Tora Sudiro) yang tanpa sengaja menemukan sebuah artifak kuno misterius saat sedang memandu sebuah misi penggalian purbakala. Tanpa disengaja, penemuan Tiro itu akan mengakibatkan berbagai rangkaian kejadian yang nantinya mengarah pada sebuah petualangan terbesar dalam hidupnya. Artifak itu dipercaya sebagai sebuah potongan terakhir dari sebuah prasasti kuno yang berkaitan dengan seuntai cerita rakyat kuno Indonesia. Sebuah legenda yang tersurat secara turun-temurun, dari mulut ke mulut jauh sebelum masa kita di bumi pertiwi ini. Sebuah legenda tentang kebaikan dan kejahatan.
Seorang profesor ahli sejarah dan peradaban kuno, Prof. Kuncoro (Frans Tumbuan) percaya bahwa artifak kuno itu adalah kunci lokasi keberadaan sebuah benda peninggalan kuno yang mewakili metafora upaya umat manusia dalam usahanya menemukan kekuatan yang sangat dahsyat, yang tidak akan pernah habis. Sebuah kekuatan misterius yang apabila berada dalam genggaman seseorang yang murni hatinya, akan membawa kedamaian dan ketenteraman bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Namun apabila jatuh kecengkeraman tangan seorang manusia yang jahat dan kejam, akan membawa kehancuran, malapetaka dan kematian.
Sebuah perusahaan konglomerat raksasa bernama Madewa Group, pimpinan Adinoto Madewa (Pierre Gruno) dengan sangat murah hati bersedia membiayai suatu upaya misi ekspedisi dan eksplorasi untuk menemukan benda peninggalan kuno tersebut. Tiro bersama asistennya yang setia, Satrio (Arie Dagienkz), seorang wanita kepala staf khusus Madewa Group bernama Miranda (Intan Kaunang), juga beserta Prof. Kuncoro dan dua orang anaknya Sandhika (Marsha Timothy) dan Panji (Irshadi Bagas) lalu memulai sebuah misi ekspedisi untuk menguak misteri kebenaran kisah legenda tersebut. Keberhasilan misi ekspedisi diperumit dengan kemunculan seorang pemburu harta karun bernama Maulana (Indra Birowo) yang ternyata juga mengincar benda peninggalan kuno itu.
Tanpa setahu Tiro, misi ekspedisinya kali ini akan membawanya ke dalam suatu petualangan yang bukan saja akan menjadi sebuah perjalanan demi menentukan nasib bumi Nusantara tercinta, namun juga demi memenuhi takdir hidupnya sendiri.
EKSPEDISI MADEWA adalah sebuah film Action-Adventure yang menitik-beratkan tema kepahlawanan modern yang cukup sederhana dan gampang dicerna oleh penonton segala umur namun penuh intrik-intrik kejadian dan visualisasi yang bertaraf box-office skala regional. Dengan berlatar-belakang eksplorasi keindahan flora dan fauna alam Indonesia serta suatu legenda kebudayaan bangsa kita, film ini berusaha mengangkat sebuah ¬genre film yang terus-terang tidak pernah sebelumnya di jamah dan digarap secara kolosal oleh sineas-sineas bangsa kita. Kisah dalam film ini berkisar pada petualangan seorang ahli ekspedisi muda, TIRO MANDAWA, sebuah cerita yang terinspirasi dari sebuah komik berjudul PETUALANGAN TIRO MANDAWA karangan Michael Tjandramulya, di ilustrasikan oleh Adi Darda Gaudiamo dan di produksi oleh Philip Korompis, yang baru saja diluncurkan pada awal tahun 2006 lalu.

Alkisah, sebuah perang besar terjadi pada awal abad ke-13, di suatu tempat di daerah jawa timur. Pasukan yang paling dominan dipimpin oleh seorang PANGERAN (Thomas Joseft) yang memegang sebuah keris pusaka sakti tanpa nama yang sudah sering terdengar dalam cerita-cerita rakyat kecil, sejak dahulu kala. Dengan kekuatan keris itu, Sang Pangeran berhasil mengalahkan dan menguasai kerajaan pasukan musuhnya. Dan dengan berakhirnya perang dahsyat yang dipenuhi pertumpahan darah manusia itu, berakhir pula kisah tentang keris pusaka sakti tanpa nama itu. Seuntai cerita rakyat jelata yang sederhana berubah menjadi suatu misteri legenda yang abadi.

Masa kini. TIRO MANDAWA (Tora Sudiro), seorang ahli ekspedisi, bersama seorang asisten kepercayaannya bernama SATRIO (Arie Dagienkz), sedang memandu sekelompok ilmuwan menjalani sebuah penggalian fosil purbakala di suatu daerah, diluar kota yogyakarta. Penggalian fosil itu disponsori oleh sebuah perusahaan konglomerat raksasa bernama MADEWA GROUP yang sudah sejak lama sangat tertarik dengan penemuan-penemuan benda-benda kuno, terutama pada akhir-akhir ini. Mereka menggunakan komputer-komputer canggih dengan monitor-monitor plasma tehnologi mutakhir. Di areal penggalian fosil itu lalu terjadi insiden perampokan sebuah bongkahan fosil oleh seorang musuh bebuyutan Tiro bernama MAULANA (Indra Birowo), yang bekerja sebagai pencari harta karun liar. Tiro mengejar Maulana, namun akhirnya gagal mendapatkan kembali barang curian itu. Justru balik Tiro yang dikejar-kejar oleh Maulana yang rupanya membawa senjata api dan menggunakannya untuk mencoba mencelakai Tiro. Saat Tiro melarikan diri dari kejaran Maulana itu, ia terjerumus kedalam sebuah gua bawah tanah. Didalam gua itu, Tiro menemukan sebuah artifak kuno berbentuk sebuah cakram. Tanpa ia sadari, cakram itu nantinya akan menjadi sebuah penemuan yang sangat penting bagi penelitian seorang profesor ahli sejarah dan prasasti kuno, di Jakarta.






ADSD